Not The Beginning but The End
Awan menyelinap dalam hembusan angin yang lembut. Bagai malaikat kecil dalam selimut kabut yang semu. Ku tarik nafas dalam-dalam, dan saat itupun segalanya kembali. Segala sesuatu yang takkan berakhir baik walau telah kusesali.
Kau datang dalam malamku yang kelam. Cinta menerangi jalanmu tuk sampai pada tujuanmu. Manis tuturmu saat dikau dalam jangkauan hatiku. Tatapanmu memberikan hatiku keyakinan untuk hatiku, Dan membuatku menutup seribu kata tuk mengungkap keraguanku.
Kau singgah disana, dimana kutau tak seharusnya itu terjadi. Kusediakan satu tempat special tuk pujaan hatiku, namun saat kusadari hal itu, kau telah merenggutnya. Dan dalam hatiku, kuharap takkan pernah kusesali.
Hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik pun kita lalui bersama. Hingga pada suatu saat, kau menemuiku tuk memberiku kata Sayang. Mulai detik itu, kurasa kau memiliki kata sayang yang tak hanya 1, namun selalu menemani setiap lirikanmu.
Kau tertawa dalam tangisku. Kau bahagia dalam deritaku. Kau racun bagi lukaku. Kau memandang dunia ini, tuk temukan jiwa yang sepi namun bahagia. Kau datang hanya tuk merenggut apapun yang mereka miliki. Kau tinggalkan "kami", saat kau telah merasakan kepuasan batin yang telah kau incar selama ini.
Dan kini kupaham. Sudah seharusnya kita semua sadar, bahwa suatu hubungan tidak bisa kita lihat dari awal saat kita memulainya. Namun sesungguhnya, nilai suatu hubungan terletak dimana kita sanggup untuk menjalani hubungan tersebut, walah banyak rintangan menghadang dan juga bagaimana kita mampu untuk mengakhiri segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar